Senin, 18 Oktober 2010

KOMANDO PASUKAN KATAK

Indonesian Naval Frogmen’s Command.


Komando Pasukan Katak TNI – AL


Satuan pasukan khusus matra laut ini dikenal sebagai “Navy Seal” nya Indonesia. Memang di tinjau dari aspek kelahirannya, KOPASKA sangat terkait dengan U.S. NAVY Seal. Tiga orang prajurit ALRI di masa orla (1961) diberangkatkan ke depo – depo pendidikan US NAVY guna mendalami tehnik peperangan laut khusus yaitu selam tempur, UDT (Underwater Demolition Team), infiltrasi lewat laut dan pengamatan pantai. Kopaska dibentuk mendesak dan mendadak akibat akan dilaksanakannya operasi trikora untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Panglima AL R.E Martadinata saat itu memutuskan untuk membentuk pasukan khusus aspek laut (atas perintah Bung Karno) untuk memperlancar terlaksananya misi yang bisa terbilang “mission impossible” bagi kekuatan ALRI yang saat itu sebenarnya belum siap untuk melaksanakan perintah tersebut. Manusia katak yang lazim disebut “Frogmen” ini berkualifikasi 4 media yaitu darat, laut dan udara serta bawah air. Kemampuan bawah air inilah “kesaktian utama” para manusia katak tempur di seluruh dunia. Sesuai namanya Kopaska adalah “biang” nya segala metode pertempuran yang berbau “air”. Semua pasukan khusus AD, AU dan AL yang mendalami ilmu tempur bawah air pasti akan berurusan dengan satuan elit AL berbaret biru tua ini. Bagaimana tidak? Pengalaman panjang puluhan tahun menempa para prajurit terbaik AL ini menjadi pasukan tangguh yang dipercaya menjalankan misi penting dalam operasi tempur yang dilaksanakan ABRI / TNI. Letjen TNI Ryamizard (Pangkostrad saat itu) mempercayakan pendidikan intelijen aspek laut untuk calon anggota Ton Tai Pur kepada KOPASKA. Tak tanggung – tanggung instruktur KOPASKA yang diturunkan adalah mereka yang telah berkualifikasi setara US NAVY SEAL.

Kopaska diresmikan Presiden Sukarno pada tanggal 31 Maret 1962. Saat itu didemostrasikan kemampuan UDT dan pembersihan ranjau di depan presiden di dermaga ujung Surabaya. Bung Karno nampak puas dengan kemampuan Kopaska itu. Padahal sesungguhnya, komposisi prajurit pasukan katak sebagai satuan tempur belum sempurna. Masih kurang beberapa puluh personel lagi mencapai jumlah personel yang cukup untuk melaksanakan perintah operasi yang dibebankan pada Kopaska.

Maka dari itu Kopaska saat itu mendidik pasukan hingga 3 angkatan yaitu : angkatan I adalah calon korps pelatih pasukan katak. Angkatan II sebagai anggota unit tempur yang diambil dari anggota ALRI yang minimal 2 tahun pernah bertugas di kapal perang. Dan Angkatan III adalah 3 peleton anggota RPKAD yang dilatih menjadi “frogmen”.

HIRARKI

Komando Pasukan Katak adalah pasukan khusus berkualifikasi komando dan ke –paska - an yang menempati hirarki tertinggi dalam lingkungan kombatan di TNI – AL bersama dengan “saudara” nya yaitu Yon Taifib di Korps Marinir. Hal ini dikarenakan untuk menjadi anggota pasukan katak harus mempunyai kemampuan diatas rata – rata Dan bisa bergerak secara individual. TNI – AL tidak main – main dalam merekrut para prajurit baru di satuan elit berbaret biru tua ini. Standart yang tinggi, pengalaman bertugas di KRI dan IQ diatas rata – rata adalah syarat mutlak seorang prajurit KOPASKA. Kopaska juga bergerak atas perintah langsung Panglima TNI.

STRUKTUR ORGANISASI
Satuan Pasukan Katak Armada Barat
Detasemen 1 Anti Teror
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
Detasemen 4 EOD
Detasemen 5 UDT
Detasemen 6 Special Boat Unit
Satuan Pasukan Katak Armada Timur
Detasemen 1 Anti Teror
Detasemen 2 Operasi Khusus
Detasemen 3 SAR dan Combat Salvage
Detasemen 4 EOD
Detasemen 5 UDT
Detasemen 6 Special Boat Unit
Satuan Kopaska saat ini bernaung di bawah Komando Armada (Barat dan Timur). Masing – masing dipimpin oleh seorang Kolonel/Letkol senior dari berbagai korps dalam TNI AL yang duluya juga pernah menempuh pendidikan Kopaska. Wakil Danpaska adalah Letkol dan detasemen dibawahnya dipimpin oleh seorang Mayor atau Kapten. Diharapkan untuk masa yang akan datang Kopaska mempunyai satu orang komandan pusat SATPASKA berpangkat Laksamana Pertama. Dengan adanya sistem terpusat seperti itu maka terciptalah satu komando pusat sehingga terciptalah keselarasan dan kebijakan mengenai latihan, persenjataan, peralatan yang ter integrasi antara satpaska yang bertempat di Armatim dan Armabar. Kopaska juga akan resmi menyandang gelar pasukan komando. Dansatpaska TNI – AL bisa juga memproteksi anggotanya dari tekanan dan kepentingan pihak luar atau para petinggi TNI / TNI – AL yang tidak sesuai dengan karakter dan tupoksi pasukannya. Seperti sekarang, anggota Kopaska juga ada yang tergabung dalam Den Jaka Korps Marinir. Hal ini sempat menjadi Kontroversi dan polemik tersendiri antara petinggi Korps Marinir dan petinggi TNI – AL mantan Kopaska. Karena mereka adalah 2 pasukan dengan 2 karakter, kultur dan tradisi yang berbeda. Walaupun keahlian tempur bisalah dikatakan hampir sama. Toh, secara gampang orang awam akan berpikir “katak itu juga kan amfibi” karena Taifib juga bisa melakukan UDT,Reconnaissance di wilayah pantai yang akan didarati sampai memasang rambu untuk pendaratan seperti yang dilakukan Kopaska. Namun Taifib adalah bagian dari korps Marinir dan apa yang dilakukan Taifib secara keseluruhan adalah hanya untuk kelancaran operasi amfibi pasukan marinir. Berbeda dengan Kopaska yang melaksanakan tugas Special Naval Warfare secara utuh untuk kepentingan TNI AL dan TNI. Pertanyaan kian memuncak kala itu karena faktanya satuan masing – masing (Kopaska dan Taifib) telah punya unit penanggulangan teror. Jadi untuk apa disatukan dalam Detasemen Jala Mengkara? Apakah agar supaya lebih terlihat sangar, keren dan fenomenal? Seperti saudara tuanya di SAT 81 Gultor? Tapi, harap diingat kalau Anggota SAT 81 Gultor adalah murni anggota Kopassus semuanya dan bukan campuran dari satuan khusus matra darat lainnya seperti Raider dan Ton Tai Pur. Sebab rasanya baru kali kita dengar Marinir dan Kopaska bergabung dalam satu kesatuan selain dalam Paspampres. Dan seharusnya, kalau memang nyatanya Den Jaka ber anggota campuran Taifib Marinir dan Kopaska maka akan lebih tepat kalau jalur komando atas pasukan itu berada langsung dibawah KSAL dengan nama DEN JAKA TNI – AL. Bukan dibawah KORPS MARINIR seperti sekarang.

SISTEM REKRUITMEN
Hanya prajurit matra laut yang mempunyai standart diatas rata – rata dan kemampuan fisik prima yang dapat menjadi anggota Kopaska. Dan di lingkungan matra laut terdapat fakta hanya segelintir prajurit yang mampu bertahan dan lulus dari pendidikan pasukan katak di Sepaskal KODIKAL Surabaya ini. Sedikitnya calon yang lulus dalam pendidikan ini menandakan bahwa TNI – AL tidak sembarangan merekrut prajurit Kopaska. Karena tugas yang diemban Kopaska bisa dikatakan sangat berat dan mencakup wahana empat media (darat, laut, udara dan bawah air) sesuai kodratnya sebagai pasukan amfibi. Persyaratan Calon Prajurit Kopaska :
Anggota TNI AL (Non anggota Korps Marinir)
Berdinas minimum 2 thn di KRI / Kapal Perang RI
Lulus Kesamaptaan (standart pasukan khusus TNI)
Lulus Tes Berenang (militer, gaya katak dan gaya bebas)
Lulus Tes Ketahanan Air
Lulus Psikotest khusus
Lulus Wawancara dan Secara sadar mengikuti tes dan pendidikan tanpa paksaan siapapun
Mempunyai wawasan luas baik militer atau umum dan kemampuan mengoperasikan peralatan tempur dan senjata dengan baik
Setelah lulus penyaringan dan mendapat perintah untuk menempuh dikbrevet paska, maka calon diberangkatkan ke Sepaskal Kodikal TNI AL Surabaya. Disana tes terakhir mencakup keseluruhan materi tes bagi para calon. Yang tidak lulus akan dikembalikan ke satuan asalnya.

PENDIDIKAN KOPASKA
Pendidikan Kopaska memakan waktu hampir 10 bulan terbagi atas beberapa tahap yang meliputi teori dan praktek lapangan baik di darat dan laut. Materi pendidikan Kopaska terdiri atas :
Akademik Paska
Kepaskaan
Dik Komando (telah melaksanakan sendiri, sebelumnya bergabung dengan Marinir)
Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun ( statik & free fall) untuk mendarat di rig-rig lepas pantai dan laut.
Inteligen Tempur
Sabotase dan kontra sabotase
Demolisi bawah air
Latihan pemantapan (berganda)
Pendidikan Komando Kopaska sebenarnya berkiblat pada metode pendidikan Komando Kopassus dan telah dilaksanakan sendiri oleh Kopaska. Sampai saat ini biasanya ada pelatih dari Batujajar yang datang bertandang atau diundang untuk melatih di Kopaska. Hal terkait dengan sejarah dimana anggota awal Kopaska (angkatan III) adalah 3 peleton anggota RPKAD pada tahun 60-an ketika Operasi Trikora didengungkan. Para Kopaska “dadakan” inilah yang akan menjebol lambung kapal induk Belanda Karel Doorman dengan menggunakan Torpedo Berjiwa. Mereka kembali ke RPKAD pada tahun 1964. Berkaca dari kesuksesan tersebut para calon anggota Kopaska diharuskan menempuh pendidikan Komando di Batujajar sebelum menempuh kualifikasi Paska. Namun kerjasama itu terhenti tanpa ada sebab yang pasti. Sejak itulah Kopaska menerapkan kualifikasi Komando standart Kopassus kepada para siswa Sepaskal yang dilaksanakan mandiri dengan pelatih komando yang telah mendapat asistensi Kopassus. Pada era tahun 80-an sampai dengan pertengahan 90-an pasukan katak mencicipi materi pendidikan komando ala Marinir. Ini mungkin disebabkan beberapa hal. Utamanya anggaran TNI AL yang minim sehingga pendidikan komando paska digabungkan dengan pendidikan marinir dengan asumsi sama-sama berasal dari matra laut. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Yang diperlukan adalah skill individual dan standart diatas rata – rata yang dituntut Kopaska tidak terpenuhi lewat pendidikan komando marinir. Mungkin sedari awal Kopaska merasakan ketidak sesuaian antara doktrin Marinir dengan doktrin Kopaska pada pendidikan Komando ala Marinir ini karena diperuntukkkan untuk pasukan reguler yang berskala besar dan hanya ditempuh 2 bulan saja di PUSLATPUR MARINIR Karang Tekok Situbondo. Pendidikan Komando ala Marinir tak beda dengan pendidikan kecabangan Infanteri pada TNI – AD. Sangat berbeda sekali dengan pelatihan komando Kopassus Batujajar yang sangat “terasa” special force – nya dengan metode yang 100 % menggerakkan unit kecil setingkat regu atau individu. Tidak ada istilah bertempur dengan ukuran lebih besar dari ukuran peleton di Kopassus. Maka dari itu standard diatas rata – rata harus dilekatkan dengan prajurit baret merah ini. Namun di masa itu, Kopaska tak bisa bergerak karena KSAL sepertinya tidak menanggapi opsi keberatan para manusia katak ini. Hingga pada akhirnya mereka akhirnya bisa mengadakan pendidikan komando secara mandiri.
Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang membuat lelah luar biasa terutama otot kaki. Maklum kesaktian utama pasukan katak adalah menyelam dan bertempur dibawah air. Masa latihan pertama selama 1,5 bulan itu diakhiri dengan “Hell Week” yang sangat menguras tenaga karena para siswa baik Pa, Ba dan Ta digojlok sama standard pasukan khusus. Mereka selalu dikejutkan dengan kegiatan tiba – tiba dan tak terduga. Seperti renang laut di tengah malam, senam perahu karet, dayung, tidur sebentar lantas 10 menit kemudian para siswa disuruh melakukan halang rintang, push up dan pull up atau digebuki oleh para pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan. Itu hanya untuk membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah. Karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi. Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan plus sebulan praktek. Teori yang didapat antara lain adalah : pengintaian pantai, demolisi dan sabotase. Daerah latihan Kopaska pada ini adalah seputar pantai wilayah gresik atau pantai di daerah Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Tapi jangan kira walaupun pembinaan kelas, para siswa tetap diwajibkan lari dan berenang baik dalam kolam maupun laut.
Tahap berikutnya adalah materi pendidikan komando. Pada tahap inilah para calon pasukan katak dihadapkan pada materi perang darat dan unconventional warfare pada beberapa sub materi yaitu : Perang Hutan, Perang Jarak Dekat, Navigasi, Sea and Jungle Survival, Baca peta, pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mounteenering, Combat SAR dan intelijen tempur serta beladiri tangan kosong. Pasukan Katak menggunakan regu berjumlah 7 personel dalam setiap aksinya namun jangan salah, mereka dilatih juga secara individual untuk sabotase dan penyusupan yang memang tidak bisa dilaksanakan keroyokan. Biasanya ada pelatih dari Kopassus yang ikut melatih di tahap ini untuk menjaga kualitas lulusan. Materi Komando Kopaska dijalani selama 4 bulan dengan pemadatan dan penyesuaian materi sesuai keperluan Kopaska. Disini juga terdapat materi pelolosan dan Kamp tawanan yang membikin bulu kuduk merinding karena sangat brutal dan tak kenal ampun. Sapabila tak punya mental baj, siksaan fisik bertubi – tubi dari pelatih yang berperan sebagai musuh apabila si siswa tertangkap…cukuplah membuat si calon Kopaska mundur dari pendidikan karena cidera atau stress.
Lulus dari tahap komando, selanjutnya siswa Kopaska dikirim ke sekolah para untuk mempelajari dasar terjun payung militer. Pendidikan ini bisa ditempuh di Sekolah Para Korps Marinir Gunung Sari Surabaya. Bisa juga di tempuh di Sekolah Para Pusdik Kopassus Batu Jajar Bandung atau Sekolah Para TNI AU di WING III Diklat Paskhas AU Lanud Sulaiman Bandung. Namun biasanya pendidikan sering dilakukan di Sekolah Para Korps Marinir dengan alasan efisiensi biaya. Dalam latihan ini para calon di latih selama 3 minggu yang meliputi : Ground Training (mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki), Latihan loncat dari menara 250 kaki, dan 1 minggu praktek (3 kali terjun tanpa perlengkapan, 1 kali terjun siang full gear dan 1 kali terjun malam full gear). Setelah lulus mereka berhak mendapat brevet para dasar (non marinir) yang biasanya disematkan di kantong sebelah kiri PDH / PDL. Mereka terjun dengan pesawat Cassa milik PUSPENERBAL (Pusat Penerbangan Angkatan Laut) di Lanudal Juanda Surabaya. Sebenarnya apa yang dipelajari di sekolah para di masing – masing angkatan untuk rating para dasar adalah sama. Hanya saja karena Sekolah Para terdapat di tiap angkatan, maka brevet para dasar , lanjutan atau free fall yang berbeda beda bentuknya di tiap angkatan. Uniknya, brevet para dasar TNI AD adalah sama bentuknya dengan “Gold Wing” nya U.S. NAVY / U.S. MARINES. Gold Wing adalah brevet para lanjutan untuk prajurit U.S. NAVY atau U.S. MARINES yang lulus sekolah terjun bebas dan dengan tehnik HALO / HAHO. Karena sekolah para dasar (Airborne School) di jajaran Angkatan Bersenjata Amerika Serikat cuma 1 yaitu Fort Benning. Tepatnya di markas besar U.S. Army Ranger. Disinilah seluruh personel AB Amerika menempuh rating para dasar dari semua angkatan. Pasukan Katak juga punya ilmu tambahan yaitu terjun laut dengan perlengkapan khusus baik dari pesawat dan heli yang dinamai water jump.
Tahap berikutnya adalah sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur. Materi yang menekankan pada konsep “blue jins soldier” ini dilakukan selama 2 bulan sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando. Mereka harus bisa mendata, mencari tau berapa komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu yang tepat untuk operasi raid. Yang pasti tanpa tidak diketahui musuh. Walaupun kelihatannya sederhana namun sesungguhnya apabila si calon tidak menguasai benar ilmu yang telah didapat sebelumnya, maka dipastikan dalam tahap ini akan menemui kesulitan dan gugur karena setiap personel melakukan tugasnya sendiri – sendiri.
Tahap terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan Underwater Demolition Team (UDT). Inilah kesaktian pamungkas sekaligus ciri khas pasukan katak di seluruh dunia. Tehnik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan raid dalam laut dipelajari disini. Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari dikma brevet paska, pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi yang pernah diberikan pada juga tahap ini. Latihan ini sering mengambil tempat di Puslatpur Marinir Grati Pasuruan sebab pada waktu yang sama, Puslatpur Marinir di Karang Tekok biasanya sedang mengadakan pendidikan bagi calon Marinir baru untuk mendapatkan brevet Komando Hutan selama 2 bulan. Akhir dari pendidikan Kopaska yang hampir 1 tahun itu ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, Infiltrasi, raid amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak TNI – AL ini didepan para petinggi TNI AL.
Pasukan Katak “muda” ini berhak atas baret biru Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar (bentuk brevet disesuaikan dengan dimana mereka menempuh sekolah para dasar), brevet menembak TNI – AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet renang selat dan brevet lainnya yang berhak mereka kenakan di dalam dinas. Juga PDL loreng baru Kopaska. Sebagai awal, mereka akan ditempatkan di detasemen latih yang ada di Armabar dan Armatim selama setahun. Untuk selanjutnya bisa menempuh pendidikan spesialisasi (master/tingkat madya) di bidang masing – masing minimal setelah 2 – 3 tahun bertugas di Kopaska. Biasanya walaupun bukan merupakan sebuah korps, para frogmens ini menyisipkan kata “Katak” sebagai gelar kecabangan / keahlian pada pangkatnya misal : Sertu (Katak) Ali Mahmud.


FUNGSI ASASI KOPASKA
1. TUGAS DALAM OPERASI AMPHIBI
· Beach Recconaisance
· Post Reconnaisance
· Beach Clearing
· Lead and put Beach shore navigation
2. OPERASI KHUSUS
· Sabotase / Anti Sabotase
· Clandestein
· Salvage Combat
· Mine Clearance Ops
· Send and Pick up agent
3. OPS TAMBAHAN
· PAM VIP VVIP & Vital Obj
· Underwater Survey
· SAR
· Factual Information Gathering

KARIR
Karir seorang frogmen di jajaran pasukan katak atau setelah lepas dari satuannya bisa berkembang sebagai pelatih selam baik militer maupun sipil, tenaga selam pada satuan SAR dan memegang jabatan vital lainnya yang sesuai dengan latar belakang kelimuan sebagai pasukan katak dan kepangkatannya. Pada saat di satuan semua anggota Kopaska berhak melanjutkan dan mengembangkan keahlian yang telah dimiliki dengan mengikuti pendidikan, sekolah atau kursus yang disesuaikan dengan kebutuhan orgaisasi sampai dengan tingkat master (madya) : Menembak tepat tingkat jitu, supervisor selam, Jumpmaster, pelatih jasmani, pelatih komando, beach master, pendidikan intelijen tempur, penanggulangan teror, sabotase dan keadministrasian militer serta lain lain. Pendidikan, sekolah atau kursus dapat ditempuh di Pusdik milik TNI AL sendiri atau milik TNI AD dan TNI AU bahkan diluar negeri. Bahkan ada cerita kalau seorang bintara Kopaska ada yang pernah mengikuti pendidikan pilot TNI AL dan kemudian menjadi pilot DISPENERBAL. Seorang prajurit Kopaska bisa juga berkarir di luar kedinasan sebagai pelatih selam dan renang untuk umum. Perwira Kopaska (utamanya dari AAL) bisa berkarir sampai dengan pangkat Laksamana (Jenderal AL) sama seperti perwira Marinir atau korps lainnya di jajaran TNI AL. Kopaska menerapkan standart yang hampir sama dengan Kopassus di bidang kesemaptaan dan kemiliteran apabila ada anggota yang ingin menempuh sekolah Caba atau Capa. Saking dekatnya, lipatan baju loreng (PDL) satuan Kopaska diseragamkan dengan lipatan PDL TNI AD dan TNI AU (lipatan keluar). Kopaska sering berlatih dengan para “saudara” nya di Kopassus, Korpaskhasau dan Taifib Korps Marinir. Bahkan sekarang mereka kerap berlatih bersama US Navy Seals. Terutama di materi jungle warfare, penanggulangan teror, UDT, penjinakan bahan peledak, pembersihan ranjau juga penerjunan perahu pada operasi salvage atau Combat Free Fall. Kopaska juga mempelajari tehnik gelar pasukan lintas heli, operasi dalpur, hanlan dan OP3UD yang didapat dari paskhas di TNI AU. Sebab TNI AL juga punya pangkalan udara yang membutuhkan pengamanan ekstra ketat. Anggota Kopaska pilihan dapat bergabung dengan paspampres untuk melakukan pengamanan VIP/VVIP atau bergabung dalam detasemen anti teror Kopaska. Bisa juga bergabung dengan Marinir di Detasemen Jala Mengkara. Walaupun keberadaan detasemen ini masih menimbulkan kontroversi di kalangan petinggi TNI AL sendiri. Karena bernaung di bawah Korps Marinir, sedangkan anggotanya terdiri dari anggota Taifib Marinir dan Kopaska yang jelas walaupun punya keahlian mirip tapi mempunyai fungsi asasi, tradisi dan kultur satuan yang berbeda.

RENTANG PENUGASAN
Rentang penugasan Kopaska cukup panjang. Dimulai dari tahun 1962 sejak berdiri, Agenda penugasan Kopaska terbilang padat. Mulai operasi infiltrasi, sabotase, pengamanan KRI, operasi tempur bawah air dan mempersiapkan daerah pendaratan, hingga menjebol kapal induk Belanda Karel Doorman dengan torpedo berjiwa. Bahkan segelintir pasukan katak “jemput bola” di terusan Suez dan terusan Panama untuk menghancurkan Karel Doorman. Dimasa Dwikora, Kopaska ditugasi menyusup ke Singapura untuk menghancurkan beberapa target penting. Bahkan operasi pembersihan ranjau yang harus dilakoni Kopaska adalah dari Sabang sampai Sulawesi.
Itu masa Orla, di masa Orba lain lagi ceritanya. Kopaska didaulat merintis sebuah pasukan sejenis untuk negara yang dulu adalah “TO” nya TNI. Yaitu Malaysia. Pasuka ini dinamai Pasukan Khas Laut (PASKAL TLDM). Kopaska juga bertugas sebagai bagian dari kontingen Garuda. Dalam operasi Seroja, Anggota Kopaska dan Intelijen Kopassus yang tergabung dalam 1 detasemen menyelinap di garis belakang lawan mulai tahun 1973 mencari data, informasi dan menggalang massa serta membangun jaringan intelijen. Mungkin nama Kopaska jarang dikenal karena memang jarang sekali terlibat kontak senjata terbuka dengan musuh. Kerahasiaan mereka dipegang teguh dalam setiap aksinya. Kopaska aktif dalam setiap latihan gabungan ABRI / TNI dan menjalankan fungsi asasinya secara konsisten walaupun dengan keterbatasan alutsista. Peningkatan skill individu tetap dilaksanakan.
Kopaska sering diserahi tugas mendidik pasukan khusus lain dalam TNI mengenai ilmu tempur khusus kelautan. Pasukan khusus berskala peleton yang dilatih Kopaska adalah Ton Tai Pur KOSTRAD dan unit khusus penanggulangan teror Paspampres. Untuk Paspampres biasanya yang diajarkan adalah materi pengamanan bawah air. Ketika berlatih bersama U.S. Navy Seal, Kopaska dan tim dari pasukan khusus TNI lainnya mengeruk ilmu sebanyak – banyaknya. Tentang ilmu Naval Special Warfare ataupun lainnya. Medan yang digunakan bisa di daerah latihan Satpaska Armabar atau Armatim. Inovasi dan kemampuan Kopaska semakin ter asah dengan baik.
Dalam operasi pemulihan keamanan di NAD, Kopaska termasuk pasukan yang menyusup pertama kali untuk mengamati daerah pantai, menyiapkan rambu pantai, menyiapkan daerah pendaratan dan mengumpulkan data intelijen. Karena mereka selalu bergerak dalam unit kecil, maka jarang sekali nama Kopaska terdengar pada berita yang ada di media cetak maupun televisi. Penyerbuan basis GAM di P. Nasi tanpa korban di pihak TNI sesungguhnya adalah buah kesuksesan Kopaska dari pengamatan ber bulan bulan. Dikabarkan bahwa P. Nasi yang tempatnya berada I sebelah utara NAD adalah penyimpanan senjata selundupan GAM. Kopaska, Taifib Marinir dan Kopassus langsung menyerbu pulau itu dikala GAM tengah lengah. Hasilnya, memang ada gudang penyimpanan senjata selundupan yang digunakan AGAM untuk merongrong NKRI dan masyarakat. Senjata ini biasanya langsung dikirim dari Swedia sebagai basis GAM diluar negeri.
Para sesepuh Kopaska berharap agar Kopaska terus meningkatkan profesionalisme dan fungsi asasinya sebagai pasukan katak demi menjaga dan membela ibu pertiwi sampai titik darah penghabisan.


THE FROGMEN’s GEARs
Ø Senjata Serbu : SS 1+SPG 40mm, M 16, MP 5,Pistol Sig Sauer P226 dan AK 47
Ø Senjata Sniper : Galil kaliber 7,62mm, SIG SG 550 kaliber 5,56mm,FN GPMG MA58 kaliber 7,62mm dan FM Minimi kaliber 5,56mm.
Ø Perangkat Selam : Spiro, OxyNG, DPV+ Baterai Kering, sensor navigasi,radio komunikasi portable.
Ø Ranpur : Perahu Sea Raider, UniMog, Heli dan Pesawat (untuk terjun)


DETASEMEN ANTI TEROR KOPASKA
Kopaska baik di Satpaska Armatim maupun Armabar masing – masing mempunyai 1 detasemen berkualifikasi anti teror / penanggulangan teror yang khusus ditugasi untuk memberangus para teroris terutama di lautan, bajak laut yang membajak kapal niaga, ring lepas pantai dan pulau – pulau di tengah laut yang memiliki objek vital dan operasi khusus sesuai perintah Panglima TNI. Untuk menjadi anggota Detasemen Khusus ini seorang anggota Kopaska harus sudah berdinas minimal 3 tahun, minimal sekali bertugas tempur dan mempunyai minimal 3 keahlian spesialisasi tingkat II (muda) di bidang menembak, selam, terjun payung dan kelautan. Pendidikan anti teror Kopaska armatim dan Armabar dijadikan satu. Khusus mendalami materi perang darat, CQB, persenjataan dan lintas udara mereka bisa pula dikirim ke Sepursus Pusdik Passus. Sedang mendalami kemampuan tempur yang berbau “air asin” yang memang “khas” nya Kopaska, personel pilihan ini dididik di SEPASKAL dengan materi pendalaman selam tempur, renang dengan tangan dan kaki terikat sejauh 3 km, intelijen, sabotase dan CQB di kapal, kilang minyak lepas pantai, Water Jump, operasi raid di rawa, laut, sungai dan pantai plus metode dan tehnik pengamanan VIP / VVIP. Pendidikan selama 5 bulan itu ditutup dengan ujian final terhadap semua materi yang telah diberikan dan penyematan brevet anti teror TNI AL oleh KSAL atau yang mewakili. Dalam perkembangannya, Korps Marinir mengembangkan unit serupa yang dinamai Detasemen Jala Mengkara yang memasukkan personel Kopaska sebagai salah satu unsurnya disamping personel Intai Amfibi Marinir. Pendidikan calon anggota Den Jaka dikenal dengan PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut) yang dijalani selama 6 bulan. Biasanya personel Kopaska yang tergabung dalam unit anti teror memakai brevet Naval Special Warfare yang sama persis bentuknya dengan brevet US Navy Seals. Kopaska juga berlatih dengan tim Seal dari AL Singapura dan berkesempatan untuk mencoba senapan serbu AB Singapura terbaru yaitu : SAR 21
Kopaska baru – baru ini mengembangkan modifikasi tehnologi torpedo berjiwa (yang disebut KTBA : Kendaraan Tempur Bawah Air) yang digunakan untuk menjebol lambung kapal perang musuh yang diluncurkan dari kapal selam. Dengan kombinasi Sea Raider dan manusia katak tempur berkualifikasi lengkap, maka tidak ada lagi rintangan yang tidak bisa dilewati. Baret Kopaska diganti dari biru tua menjadi merah bara. Sejak 30 April 2007

Tan Hana Wighna Tan Sirna…………………………….

Batalyon Intai Para Amfibi Korps Marinir TNI AL

Indonesian Marines Corps Reconnaissance Battalion


Batalyon Intai Para Amfibi Korps Marinir TNI AL


Satuan khusus dari Korps Marinir TNI – AL ini berdiri pada 13 Maret 1961 dengan nama KIPAM (KOMANDO INTAI PARA AMFIBI) berdasarkan Surat Keputusan Komandan KKO AL No.47/ KP / KKO / 1961 tanggal 13 Maret 1961. Saat itu Korps Marinir masih menggunakan ama KKO ALRI (Korps Komando). KIPAM berdiri sebab dirasakan perlunya data-data intelejen, serta pasukan khusus yang terlatih dan mampu melaksanakan kegiatan khusus yang tidak dapat dikerjakan oleh satuan biasa dalam rangka keberhasilan tugas.

Pada tanggal 13 Maret 1961 KIPAM berdiri dibawah Yon Markas Posko Armatim - I, para perintis berdirinya KIPAM adalah Bpk Sumardi, Bpk.Untung Suratman, Bpk.Moelranto Wiryohuboyo, dan Bpk. Ali Abdullah. Pada tanggal 25 Juli 1970 KIPAM berubah menjadi Yon lntai Para Amfibi. Tanggal 17 November 1971 Yon lntai Para Amfibi berubah menjadi Satuan lntai Amfibi , pada akhirnya berubah menjadi Batalyon lntai Amfibi atau disingkat Yon Taifib Mar dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir. Seiring dengan perkembangan Korps Marinir dengan peresmian Pasmar I Skep. Kasal No. Skep / 08 / 111 / 2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang Yon Taifib Marinir tidak lagi dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir (Menbanpurmar) akan tetapi langsung berada dibawah Pasmar.
Melihat lingkup penugasan serta kemampuannya maka akhirnya Taifib secara resmi disahkan menjadi Pasukan Khusus TNI AL. Hal ini sesuai dengan Skep Kasal No. Skep/1857/XI/2003 tanggal 18 Nopember 2003 tentang Pemberian Status Pasukan Khusus kepada Intai Amfibi Korps Marinir.


A. TUGAS POKOK TAIFIB
Yontaifibmar mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur amfibi maupun pengintaian darat serta tugas-tugas operasi khusus dalam rangka pelaksanaan operasi pendaratan amfibi, operasi oleh satuan tugas TNI AL atau tugas-tugas operasi lainnya dengan perintah Panglima TNI.
Secara resmi medan tempur Korps Marinir adalah maks. 8 km dari pantai. Karena disitulah area operasi pendaratan amfibi yang merupakan tupoksi kormar. Apabila dipandang perlu untuk melakukan operasi lebih jauh maka secara prosedural diperlukan ijin dari komandan satuan darat yang komandonya dipegang TNI – AD.


B. HIRARKI
Personel Yon Taifib Korps Marinir TNI - AL adalah personel pasukan khusus yang menempati hirarki tertinggi dalam jajaran Korps Marinir dan TNI - AL. Bersama Kopaska, Taifib adalah personel pilihan dan terbaik di lingkungan Marinir khususnya dan TNI – AL umumnya. Mereka dikenal sangat lethal di medan operasi sebagaimana para “saudara” lainnya pasukan khusus di matra darat dan udara. Kemampuan Taifib tak hanya bertempur dapat bertempur tapi juga berperan sebagai satuan intelijen tempur yang handal. Pendidikan hampir 9 bulan dihabiskan untuk menciptakan pasukan Intai Amfibi yang handal, cepat dan rapi dalam menyelesaikan suatu misi khusus. Tak heran manuver dan gerakan personel Taifib dalam operasi klandestein membuat musuh kelimpungan. Sesuai namanya Taifib dapat bertempur di darat, laut, udara dan bawah permukaaan air. Mereka juga memiliki ilmu pasukan katak dan linud setingkat parako untuk menjalankan tupoksinya bagi operasi amfibi Korps Marinir dan TNI.

STRUKTUR ORGANISASI
Yon Taifib sekarang terdiri dari 2 Batalyon di bawah komando Pasmar I dan II (Pasukan Marinir adalah sebutan bagi satuan setingkat Divisi di Korps Marinir). Batalyon ini dikomandani seorang Letkol (Mar) yang dulunya juga anggota Taifib. Para Dan Yon Taifib langsung bertanggung jawab ke Dan PasMar. Prajurit Taifib diperkirakan berjumlah 1.400 prajurit dengan komposisi 85% adalah kombatan. Jumlah pasukan khusus Marinir ini mungkin akan ditetapkan hanya berkisar sekitar itu karena untuk membangun pasukan khusus yang besar dengan skill yang merata sangat berat ditengah minimnya dana untuk TNI. Karena dana untuk melatih 1 batalyon pasukan khusus bisa sepadan dengan 10 Batalyon pasukan reguler. Lihat saja Ton Tai Pur KOSTRAD di matra darat. Pasukan khusus berkualifikasi serupa tapi tak sama dengan Taifib Marinir alias intelijen tempur 4 media ini yang jumlahnya tak lebih dari 300 personel itu menghabiskan sekitar 8 M saat pembentukannya. Untuk “merawat” pasukan spesial ini KOSTRAD merogoh kocek 1 M dalam setiap latihannya. Taifib punya 1 kompi khusus Counter Terorism di setiap batalyon yang bisa digerakkan kemana saja khususnya penanganan teror aspek laut dan wilayah pulau terpencil.
Disamping itu dana operasional yang diterima TNI AL harus dibagi antara para pelaut serta alutsista pendukungnya, yakni KRI, satuan administrasi dan Korps Marinir. Hal inilah yang menyesakkan dada para petinggi TNI AL sekarang ini. Kondisi ini menyebabkan salah satu korps harus “mengalah” . Ya mungkin Marinir – lah yang harus legowo alias mengalah dulu sekarang ini. Toh pembenahan KRI yang usang itu untuk mereka juga nantinya dalam menopang operasi amfibi. Sehingga meminimalkan korban jiwa yang gugur sebelum berperang seperti kejadian waktu pendaratan di NAD beberapa waktu lalu dalam operasi pemulihan keamanan.

SISTEM REKRUITMEN
Prajurit Intai Amfibi Korps Marinir TNI – AL diambil dari prajurit pilihan Korps Marinir melalui seleksi ketat dan keras. Sebab ditangan personel Taifib - lah sebuah kesuksesan operasi amfibi yang dilakoni Korps Baret Ungu dan seluruh elemen TNI dipertaruhkan.
Perekrutan Prajurit Taifib
Seleksi Prajurit Taifib atas dasar suka rela dari prajurit Korps Marinir (semua bagian tempur : Infanteri, Artileri, Kavaleri, Zeni dan Hanlan) yang sudah mempunyai Basic Tempur yaitu pendidikan dasar kemiliteran, pendidikan keprajuritan Marinir, pendidikan taktik operasi darat, pendidikan Komando Marinir, pendidikan menembak kualifikasi, pendidikan Operasi amfibi termasuk raid amfibi, para dasar, penyelaman, free fall.
Seleksi Calon Siswa Taifib sangat ketat dan keras meliputi seleksi kesehatan dengan Stakes I, semapta Baik, berenang, push up, sit up, pull up dalam waktu tertentu dan lulus tes Psikologi Pasukan Khusus standart TNI.
Calon maksimal berusia 26 tahun.

PENDIDIKAN PRAJURIT INTAI AMFIBI / IPAM
Metode pelatihan calon prajurit Taifibmar dibagi dalam beberapa tahap yang mencakup medan darat, laut, udara dan bawah air. Dalam setiap tahap calon akan terseleksi secara alamiah karena materi yang dihadapkan semakin hari semakin berat dan menuntut para siswa benar benar menguasai ilmu yang diberikan pada tahap sebelumnya. Pasalnya tahap – tahap dalam pendidikan sebenarnya adalah satu rangkaian operasi yang benar – benar dilakukan prajurit Intai Amfibi dalam melaksanakan tugas dalam pertempuran atau operasi lain nantinya. Pendidikan Taifib dilaksanakan selama hampir 9 bulan bertempat (Base Camp) di Pusdik Marinir kemudian dilanjutkan Puslatpur Marinir Karang Tekok Situbondo. Di Jawa Timur, Marinir tercatat mempuyai 3 Puslatpur (Pusat Latihan Pertempuran) di Grati, Karang Tekok dan Purboyo di Bantur – Malang. Mungkin semuanya juga dipakai untuk base camp oleh Marinir untuk melatih para calon prajurit Taifib ini. Karena disesuaikan dengan materi pendidikan yang diajarkan. Taifib juga mengikut sertakan pelatih dari setiap batalyon Taifib, perwira batalyon Taifib termasuk Dan Yon, dan Prajurit Senior Taifib untuk melatih para siswa Dik Brevet Taifibmar ini. Metode pelatihan Taifib sempat diklaim sama dengan pelatihan Komando Kopassus.
Ø Tahap I : Merupakan materi Indoktrinasi dan Orientasi dasar Intai Amfibi. Dilakukan di Pusdik Marinir Gunungsari Surabaya selama 1,5 Bulan. 80% Disini para siswa menerima kembali peloncoan khas Marinir dalam bentuk lebih keras karena dilakukan standart pasukan khusus yang menciutkan mental dan fisik karena tak kenal waktu. Semua kegiatan dilakukan tiba – tiba. Biasanya peloncoan dilakukan para senior Taifib yang memang berdinas aktif di batalyon termasuk Dan Yon untuk menggambarkan tentang beratnya tugas Taifib. 20% sisanya para calon menerima pengetahuan tentang apa dan bagaimana sebenarnya satuan khusus marinir itu di kelas atau pelajaran lapangan.
Ø Tahap II : Para siswa dikirim ke Puslatpur Karangtekok untuk menerima materi pertempuran darat mencakup : gerilya anti gerilya, patroli jarak jauh, pengintaian, sabotase, raid darat, pengamanan VVIP plus penanggulangan teror, navigasi darat, lintas medan dengan dihadapkan pada medan berbeda (padang pasir, sungai, rawa, perkampungan, jurang) Combat SAR, dan rappelling.
Ø Tahap III : Merupakan materi kelautan yang dilaksanakan di daerah pantai yang berbeda di wilayah pantai utara dan selatan Pulau Jawa. Selam Kedalaman, Selam Tempur, Infiltrasi bawah air, Demolisi bawah Air, Sabotase bawah air, Selam SAR, Renang Jarak sedang sampai dengan jarak jauh dan pengintaian Hydrografi menggunakan daerah latihan Pantai Pasir Putih, Pantai Gatel dan Pantai Banongan, adapun untuk materi menembus gelombang menggunakan daerah latihan pantai selatan yang tinggi gelombangnya mencapai rata-rata sampai dengan 10 meter yaitu pantai Lampon, pantai Rajeg Wesi dan sekitarnya. Kemampuan berenang di laut dengan jarak jauh yang merupakan persyaratan siswa Taifib adalah menyeberangi Teluk Poncomoyo sejauh ± 12 km / 7 mils. Disini para siswa Taifib dihadapkan pada kondisi laut yang mempunyai arus kuat dan gelombang yang tinggi serta jarak yang jauh dengan batas waktu yang ditentukan.
Ø Tahap IV : Aspek Udara menggunakan daerah latihan Juanda, Pasuruan, Ujung dan sekitarnya materi latihan yang dilaksanakan meliputi : Rappeling, Mobud, Stabo / SPIE, Helly Water Jump, Pandu para, Air Suply, Free Fall, Terjun Statick / Free fall laut, Terjun diatas simulator Kapal, Terjun Tempur Statick Malam hari, Terjun Tempur Free Fall Malam hari dan Rubber Duck operation. Untuk mempelajari semua itu para siswa dimasukkan lagi dalam Sekolah Para Korps Marinir di Pusdik Marinir Gunungsari Surabaya.
Ø Tahap V : Adalah latihan berganda. Dalam latihan ini semua materi yang telah di pelajari dipraktekkan dalam sebuah studi kasus yang terangkai menjadi satu. Setelah para siswa melakukan latihan berganda dengan baik maka akan dinyatakan lulus.
Materi pendidikan Taifib yang terkenal dan mengerikan adalah " Drown Proffing ". Materi ini terdapat pada materi perang darat di Puslatpur Karang Tekok yang mengajarkan bagaimana prajurit Taifib menyelamatkan diri dari tawanan musuh dengan cara berenang dengan tangan dan kaki terikat. Biasanya, para siswa harus berenang 3 km dengan tehnik yang dikenal dengan gaya lumba lumba ini. Permasalahannya pelajaran renang “aneh” itu ada dalam submateri Kamp tawanan. Sebelum berenang para siswa digebuki dulu sampai babak belur oleh pelatih yang berperan sebagai musuh. Kontan saja banyak siswa yang tenggelam begitu mulai berenang hanya beberapa meter karena kelelahan dan rasa sakit. Di materi inilah masa kritis menjadi siswa. Gebukan, hantaman, makian, tekanan, kesakitan, kelelahan, kejenuhan dan segudang perasaan was was menghinggapi benak mereka tiap hari. Bagi siswa yang tidak kuat, taruhannya sangat berat. Mereka ada yang gila, stress atau meninggal dunia. Singkat kata pendidikan pasukan elit semacam ini memang diperuntukkan untuk mengukur batas akhir kemampuan manusia dalam berpikir dan bertindak dalam situasi yang tidak mengenakkan, terjepit dan penuh tekanan fisik dan mental.
Untuk latihan infiltrasi kedaerah lawan dilaksanakan Cast dengan Kapal Cepat dengan kecepatan diatas 20 knot dan Recovery dengan batas waktu yang sudah direncanakan secara akurat. Dalam materi kelautan, Taifib sering mendatangkan instruktur dari Kopaska yang memang “mbah”nya demolisi bawah air dan bertempur di bawah air dan operasi raid amfibi.
Personel Taifib dibagi dalam 1 regu yang komposisinya berbeda dengan 1 regu marinir biasa. Didalamnya terdiri dari 7 orang namun dengan keahlian khusus yang berbeda mencakup pengintaian, selam tempur, penembak runduk (sniper), demolisi (raid), Dan Ru, Wadan Ru, penembak senapan mesin, dan penembak regu. Namun kadangkala bisa bagian itu dirangkap oleh satu prajurit. Sebuah Tim (sebutan untuk regu) dalam keadaan operasi khusus bisa langsung dipimpin oleh seorang perwira setingkat Danton (Letda / Lettu). Personel Taifib sebenarnya juga dilatih bertempur secara individual menurut konsep Unconventional Warfare .
Namun adalah kultur dan tradisi Korps Marinir yang sering menggerakkan pasukan dalam jumlah besar dalam operasi tempur, mau tidak mau juga turut mempengaruhi model, manuver dan gerakan “khas” Taifib. Mereka jadi lebih sering beroperasi dengan komposisi regu. Mungkin ini meskipun tak langsung, namun berkaitan dengan jumlah prajurit Marinir TNI – AL yang sekarang “hanya” berkisar 18.000 personel. Jadi beroperasi dengan sistem minimal regu diasumsikan dapat menekan jumlah korban jiwa dalam pertempuran daripada menciptakan prajurit yang bisa dioperasikan secara individu atau maupun sendiri – sendiri.
Dalam pasukan khusus ada yang dikenal dengan nama Generalis. Seorang Generalis adalah prajurit yang mempunyai kemampuan diatas rata – rata prajurit pasukan khusus biasa. Tandanya ialah prajurit tersebut dapat menguasai beberapa bidang di luar kecabangannya. Misal mampu mengoperasikan meriam, kapal laut, kendaraan lapis baja atau menerbangkan pesawat dan helikopter. Satu – satunya satuan khusus TNI yang konon masih terdapat generalis adalah di Kopassus TNI – AD. Kabarnya dulu Kopaska juga mempunyai sejumlah prajurit Generalis termasuk IPAM
Latihan tahap terakhir dilaksanakan di Puslatpur Marinir Karang Tekok dengan medan latihan yang bervariasi dari hutan dan gunung di Baluran, padang pasir, rawa, sungai, dan uji UDT, renang dan SAR laut dilaksanakan di wilayah pantai pasir putih dan sekitarnya. Biasanya tak banyak siswa yang lulus dalam tahap akhir ini. Itu karena Yon Taifib Marinir tidak menerima prajurit yang berkemampuan setengah – setengah. Prajurit yang tidak lolos tahap akhir akan dikembalikan ke satuan asalnya. Dan prajurit yang lulus akan ditempatkan di Yon Taifib Pasmar 1 dan 2. Kabarnya proses penerimaan prajurit Taifib baru di batalyon ini harus melalui tradisi yang sangat keras. Itu adalah watak marinir taifib senior yang keras, loyal dan militan yang diturunkan kepada juniornya secara turun temurun. Namun begitu acara pembayatan dan tradisi batalyon selesai, maka rasa persaudaraan sesama taifib akan terasa dan luar biasa loyalitas diantara mereka baik dalam dinas harian, latihan maupun bertempur.
Demo keahlian personel Taifib baru ini ditunjukkan kepada para petinggi TNI AL, Korps Marinir dan undangan. Upacara penyematan brevet Taifib dilakukan di pantai Gresik atau di pantai di sekitar wilayah Karang Tekok yang menjadi wilayah latihan Marinir.
Personel Taifib berhak atas Brevet Intai Amfibi (brevet Komhut tidak digunakan lagi), brevet pandu para, brevet free fall, mobud, menembak tepat yang baru (jika naik kelas di kelas senapan.pistol), brevet selam tempur, brevet renang selat dan brevet lain yang berhak digunakan personel Taifib yang diperoleh dari paket pendidikan Taifib.
Korps Marinir (dulunya bernama KKO AL) setidaknya mempunyai 3 jenis PDL. 1 PDL ”khas” KKO AL (motif macan tutul), 1 PDL “khas” Marinir (motif kulit kayu) dan PDL umum (Malvinas – TNI). Taifib biasanya menggunakan PDL KKO untuk melakukan free fall, terjun HALO/HAHO dalam suatu misi khusus lintas udara di belakang garis pertahanan lawan untuk mendukung operasi amfibi. PDL “khas” Marinir dipakai untuk kegiatan intern Marinir seperti upacara, demonstrasi dan parade. Dan Marinir tetap menggunakan PDL TNI untuk melaksanakan operasi gabungan, latihan gabungan dan operasi lain sesuai perintah KSAL atau Panglima TNI tentang seragam yang digunakan.

KARIR
Karena prajurit Taifib Marinir menempati hirarki tertinggi dalam kombatan TNI – AL bersama Kopaska, maka karir yang bagus terbuka untuk semua prajurit Taifib yang berprestasi dan mempunyai track record yang bagus. Sebab beberapa waktu yang lalu Taifib sempat tercoreng oleh kelakuan 4 orang anggotanya yang menjadi pembunuh bayaran. Mereka membunuh Dirut PT. ASABA beserta pengawal pribadinya Serka. Edi Siyep yang tak lain adalah salah satu anggota Sat 81 Gultor Kopassus TNI - AD. Masalah ini sempat menyulut “dendam lama” antara Marinir yang dulunya bernama KKO AL dengan Kopassus (RPKAD). Salah satu oknum prajurit taifib (Suud Rusli) yang juga pelaku eksekusi adalah didikan Batujajar setelah di Korps Marinir (taifib) sendiri. Makanya dalam penangkapan setelah lolos kesekian kalinya “sang guru dari Batujajar” ikut turun tangan walaupun ha. Anggota Sandhi Yudha menyebar dan dengan cepat mengetahui persembunyian pelaku pembunuhan anggota mereka. Tak asing karena oknum pelaku memakai pola ala Kopassus.
Seorang prajurit Taifib dapat melanjutkan pendidikan speasialisasinya sampai tingkat Madya (master) dengan mengikuti berbagai kursus yang terdapat di Marinir, TNI AL atau matra lainnya. Antara lain kursus Jumpmaster, Pertahanan Pangkalan, pelatih Jasmani, Sniper, Counter Terorist, Dakibu, medis, Pathfinder, ilmu tempur atas/bawah laut seperti selam tempur dengan close circuit dan peralatan. Mereka juga bisa menempuh Secaba/Secapa apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan.Selain itu jabatan strategis kelak bisa didapat baik di lingkungan Marinir sendiri, TNI AL ataupun lainnya lantaran latar belakang di Taifib yang memang penuh dengan segudang kemampuan. Tak hanya bertempur, seorang prajurit Taifib modern juga diajarkan bagaimana sistem manajemen perkantoran modern. Sebagai pasukan khusus, tentu saja pendapatan mereka berbeda dengan pasukan marinir lainnya. Namun tidak dijelaskan secara rinci berapa pendapatan pasukan khusus baret ungu ini. Mungkin nama Taifib sebagai pasukan khususnya Marinir mungkin kurang “ngetop” sebab yang membedakan prajurit taifib dengan Marinir biasa hanyalah BREVET yang tidak semua orang mengetahuinya sedang warna baret dan lambang lainnya tetap sama dengan marinir biasa. Nasib serupa memang dialami oleh pasukan “kembaran” nya di KOSTRAD. Yang paling membedakan prajurit Ton Tai Pur dengan prajurit infanteri KOSTRAD lainnya hanyalah PDL sus berwarna hitam hitam yang kerap dipakai dan badge Ton Tai Pur yang diletakkan di bawah kantong sebelah kiri. Apabila kedua satuan khusus ini memakai PDL loreng TNI, maka akan sulit bagi kita mengidentifikasinya.
C. Taifib Arsenals
Ø Senjata Serbu : SS 1+SPG 40mm, MP 5, Pistol Sig Sauer P226, AK – 47,Uzi
Ø Senjata Sniper : Galil kaliber 7,62mm, SIG SG 550 kaliber 5,56mm
Ø Senjata Mesin : Minimi, Ultimax 100
Ø Perangkat Selam : Spiro, OxyNG, DPV+ Baterai Kering, sensor navigasi,radio komunikasi portable.

G. RENTANG PENUGASAN
Rentang penugasan para pasukan elit Marinir TNI - AL ini sangat panjang dan tak melulu bertugas hanya sebagai salah satu elemen bagi operasi amfibi. Mereka sering kali terlibat pertempuran frontal dari darat ke darat diberbagai operasi militer. Marinir seringkali bertempur bersama TNI – AD walaupun sebenarnya wilayah operasi tempur amfibi Korps Marinir hanya dibatasi ± 8 Km dari pantai. Mulai dari awal terbentuk, Taifib (dulu bernama KIPAM) terlibat dalam semua operasi tempur TNI sebagai elemen dari operasi amfibi maupun operasi tempur mandiri di darat bersama pasukan khusus TNI lainnya. Sebagai elemen inti dari pasukan pendarat Korps Marinir, Taifib senantiasa dikirim terlebih dahulu ke medan tempur sebelum pasukan pendarat reguler diturunkan. Jalan menuju titik persiapan pendaratan dilalui melalui 2 cara yaitu lewat pendaratan dengan menggunakan perahu karet atau melalui penerjunan Free fall dengan metode HAHO/HALO. Kiprah pasukan Taifib di dekade tahun 60-an sampai sekarang merupakan prestasi yang membanggakan sekaligus keberhasilan dari tradisi pendidikan Taifib yang keras selama puluhan tahun. Taifib terlibat beberapa operasi tempur berskala besar juga beberapa operasi tertutup off the record bersama Kopassus, Kopaska dan Paskhas. Tahun 1965 anggota KIPAM berhasil mengangkat jenazah para pahlawan revolusi. Namun sebelum itu, KIPAM terlibat perang frontal dari darat ke darat dengan berbagai gerakan separatis mulai dari operasi menumpas APRA, PRRI/Permesta, dan DI/TII. Setelah itu Komando Tri Kora membuat pasukan elit baret ungu ini bertempur sampai titik darah penghabisan walaupun dalam kenyataannya pertempuran dan pendaratan amfibi berskala besar tidak terjadi. Kumandang “Ganyang Malaysia” Dwi Kora juga mengharuskan Korps Marinir (KKO) merelakan 2 prajuritnya terbaiknya yang berasal dari KIPAM gugur di tiang gantungan di Singapura karena tertangkap sesaat setelah memasang bom untuk meledakkan objek vital di Malaysia. Setelah itu Taifib terlibat dalam operasi tempur dalam operasi Seroja dengan tugas menentukan dan menyiapkan titik pendaratan, mengumpulkan data intelijen sekaligus menyerbu markas fretilin walaupun persenjataan dan logistik terbatas, Operasi Papua (memberangus OPM), Ambon (menyekat kerusuhan SARA), dan yang terakhir operasi pemulihan keamanan di NAD. Taifib bersama Kopassus membebaskan sandera warganegara asing di Maduma Papua tahun 1996. Persaudaraan (marines brotherhood) dan pengalaman bertempur puluhan tahun di darat dan laut membuat Taifib adalah satuan yang tergolong “unik” dalam satuan khusus TNI. Selain itu anggota Taifib juga ditugaskan menjadi anggota kontingen Garuda di bawah bendera PBB. Taifib juga dipercaya sebagai perancang latihan tehnis bagi Regu Pandu Tempur Yonif Marinir secara terpusat yang diadakan di Puslatpur Antralina Sukabumi. Rupanpur adalah “special forces” nya Yonif Marinir. Bersama Kopaska, Taifib mengembangkan sistem Naval Special Warfare yang terus dimodifikasi tiap waktu sesuai perkembangan tehnologi dan taktik militer dalam peperangan laut khusus. Latihan penanggulangan teror aspek laut terutama di kapal niaga, pantai dan pelabuhan, objek vital lepas pantai, bahkan perkantoran, bus serta pusat keramaian sering dilaksanakan baik di Yonif Taifibmar 1 maupun 2. Anggota pilihan Taifib diseleksi lagi untuk menjadi anggota Detasemen Jala Mengkara. Sebuah detasemen khusus di bawah Korps Marinir yang bertugas menanggulangi penanggulangan teror aspek laut. Pasukan Taifib tergabung dalam Yon Gab TNI bersama Kopassus, Paskhas dan Kopaska yang disebut “RAJAWALI”.

H. DETASEMEN JALA MENGKARA
Detasemen Jala Mengkara sebenarnya adalah detasemen dengan personel gabungan antara Taifib Marinir dan Kopaska. namun secara komando pembinaan detasemen ini berada dalam komando Korps Marinir. Berdiri tahun 1982, terinsipirasi dari berbagai pembajakan laut di selat Malaka maka KSAL memandang diperlukan pasukan khusus laut (PASUSLA) dalam lingkungan TNI AL. Gagasan ini disetujui Panglima TNI. Maka dibentuklah pasukan dengan nama Jala Mengkara yang setingkat detasemen. Pendidikan pasukan ini terbilang “gabungan” antara ilmu Kopaska dan Taifib. Anggota Taifib dan Kopaska yang diseleksi detasemen khusus ini diseleksi sangat ketat. Terutama tentang kesehatan, renang, para, penyelaman tempur, anti teror, pengetahuan militer terutama senjata api dan peledak serta psikologi. Calon anggota Den Jaka di didik dengan program yang dikenal dengan nama PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut) selama 6 bulan. Dengan diadakan penyempurnaan tahun 1997, maka resmilah Pasusla bernama Detasemen Jala Mengkara. PTAL dibagi dalam 4 tahap yaitu : 7 hari tahap prabakti (orientasi) disini siswa bagai siswa “bau kencur” dipelonco bersama rekan dari Kopaska untuk menerima indoktrinasi dan penyamaan persepsi tentang Naval Special Warfare dari senior mereka. Selanjutnya adalah teori di kelas selama 90 hari, praktik dari teori di kelas selama 65 hari dan tahap konsolidasi (berganda) selama 3 hari atau lebih. Setelah lulus dari tahap akhir maka personel baru berhak memakai brevet anti teror TNI AL dan brevet lainnya yang didapat di PTAL juga baret baru berlambang brevet anti teror Denjaka yang berwarna merah maroon. Komposisi pasukan Den Jaka “mirip” dengan komposisi satuan 81 Gultor di Kopassus TNI AD. Mereka terbagi dari tim penyerang, bantuan tehnis, peralata dan tim pelatih. Anggota Denjaka menguasai ilmu juri dengan ilmu semacam tenaga dalam untuk bertempur dalam keadaan terjepit dan dengan persenjataan minim. Kemanapun mereka pergi betempur selalu dilengkapi dengan Pistol SIG Sauer P-226, MP 5, Pistol mitraliur UZI serta senapan runduk SG kaliber 5, 56 mm, peralatan selam tempur, terjun payung, NVG, alat navigasi dan perahu karet. Keberhasilan di NAD yang cukup membuat petinggi TNI tercengang adalah mengungkap kasus penculikan Dan Satgas Recong Sakti XI Mayor (Mar) Edianto Abbas dan anggota KODIM 0103 Serda Syarifuddin. Tim yang hanya 3 orang itu “menerobos” kantong GAM dengan penyamaran yang mengagumkan untuk mengantongi info dan data intelijen. Den Jaka diturunkan pada operasi pemulihan keamanan sebagai elemen intai tempur TNI bersama Ton Tai Pur dan Kopassus Grup III. Mereka memberikan data intelijen yang berkategori “A1” sehingga sangat menunjang keberhasilan operasi pasukan TNI.
Saat ini komposisi pasukan Den Jaka terdiri dari 1 detasemen markas, 1 tim tehnis, dan 3 tim tempur yang dinamai Alpha, Bravo dan Charlie. Mereka bermarkas di Bhumi Marinir Cilandak. Den Jaka juga sering berlatih dengan Detasemen sejenis seperti Gultor dan Bravo. Mereka berlatih dengan US NAVY Seals untuk mendapat ilmu tempur baru seputar penanggulangan teror terutama aspek laut.

Curhat Prajurit

Inilah ironi dalam TNI....

yang namanya tentara di Indonesia ibarat benda keramat.....entahlah siapa yang memulai ini...Pak Harto kah....Bung Karno kah....entahlah......era militerisasi di jaman orba bukan hanya mengibatkan krisis kepemimpinan dalam dimensi sipil....namun juga dalam militer itu sendiri. Fenomena gunung es makin menjadi jadi setelah reformasi.......

Anda lihat, jelas tertulis...masuk TNI /POLRI TIDAK DIPUNGUT BIAYA...namun nyatanya dari tingkat tamtama, bintara, masuk Akademi, masuk SEPA bahkan SECAPA yang notabene dari tentara "jadi" yang pindah golongan....itu mesti pakai Pelicin alias DUIT !....nah kalau udah begini...cara apapun dipakai....padahal kalau dipikir....itu sangat konyol ! Masa kerja digaji ama duit sendiri?..hahaha...praktek semacam ini masih bahkan sangat kental justru di jaman reformasi ini....say menemukan seorang taruna akademi militer yang tingginya juga postur badannya kalah jauh ama seorang tamtama...tapi kok diterima....usut2 anaknya bintang 2...begitu juga 4 tahun lalu saya bertemu dengan taruna AKPOL yang matanya juling !!!! Kalau boleh kasih bocoran...dia anak KomBES. "J" mantan Kapolres Jember 8 thn yang lalu.... teman....tolong lacak kejadian seperti ini,,,,laporkan bila anda menemuinya ke PM angkatan maisng - masing......daripada di masa depa kita punya aparat yang cacat fisik maupun mental..!! mau dibawa kemana TNI/POLRI nantinya.......

Indikasi pengkebiran hak prajurit TNI sangat jelas di Batalyon. Disini para bujangan tidak boleh makan/kos diluar kecuali mereka yang punya posisi tertentu. Nah, Uang LP itu tidak dibagi...disitulah oknum bagian DAPUR, KAS, KOPERASI, dan orang- orang di KOMPI MARKAS bermain.....bagaimana Indonesia bisa menang perang......kalau tentaranya tiap hari diberi makan tempe, tahu, ikan pindang, sayur bayam, sambal terasi.....itu - itu saja menunya...memangnya kita Popeye?....Apalagi kalau tugas naik KRI....anak buah saya yang melebur di Yonif 328 bercerita..kalau di Kapal perang dia bersama Korps Marinir..... konyol sekali ketika ternyata Marinir pun tak anti mabuk laut !!!hahahaha...banyak yang sakit pula... begitu pula makanan....masa rokok satu bungkus sampai berharga Rp. 20.000,- !! dan 1 Liter Botol air Mineral dihargai 10 ribu....busyet...!!! apa ini bukan tentara makan tentara,,,,,??

Kalau cerita saya lain lagi........ketika saya melakukan latihan junpur malam (HAHO/HALO) dengan pesawat Penerbad......saya ber -10 (gabungan Kostrad dan Kopassus) plus "jump master" dari Sekolah Para Kopassus.....saya juga menderita....kenapa?....pesawat Penerbad...sangat bau pesing!!! Mungkin karena tidak ada toilet maka kru pesawat bisa pipis seenak udelnya.....dasar jorok !! terpaksa daripada saya menghirup "racun"...mending saya hirup oksigen dari tangki yang saya bawa dekat rangsel ...kontan saja...semua orang rebutan..! memang saya tidak begitu suka terjun dari tempat yang terlalu tinggi....cape sekali rasanya memegang parasut....belum lagi perhitungan angin yang kadang membawa kita melenceng dari sasaran...berbeda dengan para dasar yang memang disesuaikan dengan operasi lintas udara reguler....

Sekarang itu masa - masa "operasi" telah usai...walaupun kini dikembalikan lagi ke korps asal..namun jiwa ini tetap fighter sejati......andaikan boleh memilih...saya ingin tetap di pasukan sampai mati.....lebih baik mati di dalam pertempuran daripada hidup dari makan uang haram hasil dari memeras hasil keringat para prajurit,,,.....!!!

Tulisan ini adalah fakta yang bukan untuk dikeluhkan.....atau dianggap cengeng dan mental tempe......tulisan ini adalah bahan renungan dari fakta yang terjadi d lapangan...untuk kemajuan TNI, yang berasal dari rakyat...untuk rakyat dan nantinya akan kembali kepada rakyat.....

Brevet TRI MEDIA IPAM Korps Marinir

Brevet Tri Media Intai Amfibi Korps Marinir diklaim oleh Korps Marinir setara dengan Wing KOMANDO milik KOPASSUS karena pendidikan untuk memperoleh brevet ini sangat berat. Bahkan melebihi lamanya pendidikan komando Kopassus. Karena menggabungkan unsur tri media dalam satu paket sampai level pro dalam setiap pendidikannya (Tempur darat, terjun payung dan selam tempur)

FOTO BERSAMA SAT 81 GULTOR, KOPASKA, DEN BRAVO 90, TONTAIPUR KOSTRAD DAN DEN JAKA

Ini adalah foto dari 5 elemen yang dipunyai pasukan khusus TNI. Foto ini diambil oleh seorang wartawan di peringatan HUT Kopaska di Surabaya beberapa waktu yang lalu. Nampak 2 pasukan menggunakan atribut baru yaitu Kopaska dengan motif camo PDL dan Denjaka dengan baret merah hati nya. Sebenarnya Dalam pasukan Denjaka juga terdapat anggota dari Kopaska namun pembinaan Denjaka masih dalam naungan Korps Marinir.

DISTRIBUSI 40 PANSER KARYA ANAK BANGSA

Sebanyak 40 unit dari 154 panser 6x6 produksi PT Pindad diserahkan dari produsen PT Pindad kepada Departemen Pertahanan (Dephan) sebagai pemesan, di Hanggar CN-235 PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Nilai kontrak untuk 154 unit panser mencapai Rp 1,12 triliun, terdiri atas 150 unit panser 6x6 dan 4 unit panser intai 4x4.

Penyerahan 40 panser APS-2 6X6 merupakan bagian dari 154 panser yang dipesan pemerintah kepada PT Pindad dengan biaya kontrak senilai Rp1,1 triliun. Ini merupakan penyerahan kedua, dimana sebelumnya telah diserahkan sebanyak 20 unit panser.

Panser APS-2 6X6 memiliki dimensi 6000 x 2500 x 2500, berat 11/14 ton, kecepatan 90 km/jam, dengan radius putar 10 meter, dan daya tanjak 31 derajat. Panser ini juga telah dilengkapi dengan persenjataan 7,62 mm, 12,7 mm (infanteri) dan AGL 40 mm (kavaleri). Panser ini juga dilengkapi peralatan khusus seperti sarana penglihatan malam dan Winch 6 ton. Untuk alat komunikasi, terdapat intercom set plus VHF/FM (anti jamming dan hopping) serta GPS.
Sebanyak 40 panser yang diserahkan ke Dephan hari ini, merupakan penyerahan kedua dari jumlah pesanan 154 panser dengan total kontrak senilai Rp 1,1 triliun.
Penyerahan pertama 20 unit panser dilakukan Februari 2009, dan saat ini sudah didistribusikan kepada TNI-AD.
Departemen Pertahanan menyerahkan 40 unit Panser APS-2 6x6 produksi PT. Pindad kepada Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI). Penyerahan diberikan secara simbolik oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Juwono Sudarsono kepada Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Jum’at (10/7) tahun lalu di PT. Dirgantara Indonesia, Bandung.

Sebelumnya, 40 unit Panser APS-2 6x6 produksi PT. Pindad tersebut diserahterimakan secara simbolis dari Dirut PT. Pindad Ade Avianto Soedarsono kepada Menhan. Penyerahan Panser ini juga disaksikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kaporli, Kepala Staf Angkatan, Sekjen Dephan, Irjen Depan dan Gubernur Jawa Barat serta sejumlah pejabat di lingkungan Dephan, Mabes TNI, Mabes Angkatan dan beberapa pejabat dari BUMN.

Sebelum acara penyerahan, Menhan RI dalam laporannya mengatakan, penyerahan 40 unit panser APS-2 6x6 produksi PT. Pindad sebagai realisasi dari kontrak jual beli antara Dephan dengan PT.Pindad pada tanggal 12 Juni 2008.

Menhan menjelaskan, kontrak senilai Rp. 1.12 T Rupiah merupakan kontrak 154 Panser yang terdiri dari 150 unit panser APS-2 dan 4 unit panser intai (4x4) beserta suku cadang , biaya pelatihan dan biaya pengiriman ke satuan pengguna TNI AD. Dari keseluruhan jumlah sebanyak 154 unit Panser ini dibiayaai melalui APBN.

Lebih lanjut menhan menjelaskan, pada penyerahan tahap pertama yaitu tanggal 27 Februari 2009 telah didistribusikan hasil produksinya sebanyak 20 unit kepada satuan pengguna di jajaran TNI AD. Dan sekarang pada tahap kedua diserahterimakan sebanyak 40 unit panser (6x6).

Menurut Menhan, pada akhir tahun 2009 diharapkan dapat diserahkan lagi sebanyak 25 unit Panser (6x6), sedangkan sisanya diharapkan akan diterima tahun 2010. Panser ini digunakan sebagai upaya dari pemerintah untuk memodernisasi peralatan tempur khususnya TNI AD. “Panser tersebut merupakan hasil karya sejati putera putra Indonesia dan merupakan produksi pertama industri kendaraan tempur dalam negeri sejar era reformasi”, tambah menhan.

Lebih lanjut Menhan berharap dimasa mendatang kemampuan industri pertahanan strategsi dalam negeri yang handal diharapkan dapat mengurangi ketergantungan kebutuhan altusista dari laur negeri.

Sementara itu usai menerima laporan dari Menhan dan menyaksikan acara penyerahan secara simbolik oleh Menhan kepada Panglima TNI, Presiden RI dalam sambutannya mengatakan, berkaitan dengan penyerahan 40 unit Panser APS-2 6x6 produksi PT. Pindad kepada TNI, menurut Presiden hal ini sejalan dengan tekatd yang telah ditetapkan bersama pada sejak tahun 2005 agar yang dapat diproduksi didalam negeri wajib hukumnya untuk diproduksi di dalam negeri. Hal ini untuk mendukung kemajuan industri pertahanan dalam negeri.

Atas keberhasilan pembuatan Panser APS-2 6x6 oleh PT.Pindad tersebut, Presiden RI lebih lanjut menyampaikan penghargaannya kepada PT. Pindad dan semua anak bangsa, para tekhnolog, industriawan dan peneliti yang telah menghadirkan kendaraan tempur produksi dalam negeri yang siap digunakan untuk tugas tugas pertahanan dan keamanan serta perdamaian dunia.

Menurut Presiden RI, Panser APS-2 6x6 produksi PT. Pindad yang membanggakan bangsa Indonesia tersebut merupakan hasil penelitian dan pengembanggan yang cukup panjang. Panser ini juga merupakan hasil dari inovasi putera - puteri bangsa Indonesia yang tidak kalah dengan produk negara - negara lain.

Presiden RI lebih lanjut berharap, Panser APS-2 6x6 produksi PT. Pindad akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara. Selain itu, juga diharapkan akan melengkapi terbentuknya standby force yang dilengkapi dengan panser buatan sendiri yang siap digerakan kemana saja untuk tugas - tugas perdamaian dunia.

Pada akhir acara penyerahan, Presiden RI didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan dipandu oleh Dirut PT. Pindad melakukan peninjauan Panser APS-2 6x6 produksi PT.Pindad. Selain menijau panser tersebut, Presiden juga meninjau produk – produk industri pertahanan dari dalam negeri antara lain, PT. Dahana, PT.Len Industri, PT.DI, PT Krakatau Steel dan PT. NTP. Mengakhiri peninjauannya Presiden RI didampingi Panglima TNI dan sejumlah menteri berkesempatan mencoba kendaraan Panser yang dikemudikan oleh Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin (rstm113).

KAPAL LAUT PENJELAJAH GANDA DI MEDAN PERAIRAN

Sejak berabad-abad yang lalu, manusia melakukan perjalanan melalui laut dengan menggunakan alat transportasi kapal yang yang masih sangat sederhana. Hingga saat inipun, kemampuan daya jelajah kapal laut masih terbilang sangat terbatas, hanya bisa dioperasikan di laut.

Sesuai perkembangan teknologi dari masa kemasa terus meningkat, dimana telah tercipta alat transportasi khususnya kapal laut yang mempunyai kemampuan dan kegunaan ganda. Salah satunya teknologi dunia perkapalan laut yang dihadirkan, kapal laut bernama “Hovercraft”.

Hovercraft, merupakan kendaraan yang diciptakan untuk medan perairan yang bersifat ampibi. Artinya, jenis kendaraan permukaan yang dapat meluncur di atas permukaan air dan darat. Hal ini dapat dilakukan, karena alat transportasi ini merupakan hasil persilangan antara teknologi pesawat dan teknologi kapal. Melihat keunggulan yang dimiliki Hovercraft tersebut, maka penggunaan Hovercraft di Indonesia sebagai Negara kepulauan, rasanya amat menarik untuk terus dikaji. Hal ini disebabkan, Hovercraft telah memulai tradisi transportasi baru dengan kadar efesiensi yang cukup tinggi. Salah satu keunggulan yang dimiliki Hovercraft, tidak memerlukan dermaga atau struktur bangunan pelabuhan konvesional.

Selain itu, Havercraft juga merupakan alternatif pilihan terhadap alat transportasi yang paling cocok digunakan di Indonesia, karena dapat digunakan dibrbagai medan perairan, seperti, di rawa, sungai, laut. danau dan dapat digunakan di daratan. Kelebihan dari Havercraft lainnya, bersifat amphibi yang dapat didaratkan di pasir pada pesisir pantai, sehigga tidak memerlukan dermaga khusus atau pelabuhan khusus.

Perkembangan demi perkembangan, sebenarnya Hovercraft bukanlah merupakan teknologi yang baru. Sebenarnya kendaraan ini telah diketemukan pada pertengahan abad ke – 19, namun pada saat itu struktur body Hovercraft masih terbilang sederhana. Kemudian pada pertengahan tahun 1950 an, Christopher Cockerell, seorang penemu dari Inggris, berhasil mengembangkan bentuk dasar Hovercraft menjadi lebih baru, modern, dan efesien. Keberhasilan Chritopher inilah yang menjadi acuan para pabrik pabrik produsen Hovercraft sampai saat ini.

Kini, Hovercraft telah digunakan untuk berbagai kepentingan seperti, untuk kepentingan militer, kepentingan Search and Rescue (SAR) atau penyelamat, dan untuk kepentingan Komersiil.

Pada kepentingan militer, Hovercraft telah digunakan dalam berbagai operasi militer sebagai kapal pendarat pasukan maupun tank dari laut atau dari danau ke daratan. Kalau kita melihat, tidak ada kendaraan permukaan lain yang dapat melakukan pendaratan pada pantai berlumpur. Terlebig dengan ground pressure yang rendah, kendaraan ini dapat berjalan dengan aman melintasi pantai yang telah ditanami ranjau tanpa mengaktifkan ranjau tersebut. Selain itu, dapat melakukan pendaratan sejauh mungkin masuk ke dratan pada daerah yang datar seperti padang pasir atau padang rumput. Sejarah membuktikan, pendaratan tank dan pasukan pernah dibuktikan pada saat perang teluk di Kuwait menggunakan kendaraan Hovecraft dan pendaratannya dilakukan pada pantai yang beranjau serta masuk ke daratan hingga sepuluh Mil. Milihat keunikan dari kendaraan tersebut, sangat dimungkinkan dapat digunakan sebagai kapal penyapu ranjau.

Sementara dengan kelebihannya kendaraan yang multi guna tersebut, Hovercraft juga sangat efektif digunakan sebagai kendaraan SAR. Sebagai contoh, di Negara kincir angin, Belanda kendaraan ini telah digunakan sebagai sarana SAR untuk daerah banjir, guna perbaikan tanggul yang jebol dilanda banjir. Di Indonesiapun kendaraan ini juga pernah diterjunkan pada saat terjadi bencana Tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu dan membuktikan sangat membantu untuk menerobos daerah-daerah yang tak terjangkau kendaraan biasa. Selain itu, di Negara Bangladesh dan Somalia juga menggunakan Hovercraft sebagai SAR untuk mengangkut pengungsian dan suplai bahan makanan serta obat – obatan (rstm113).

KAPAL LAUT PENJELAJAH GANDA DI MEDAN PERAIRAN

Sejak berabad-abad yang lalu, manusia melakukan perjalanan melalui laut dengan menggunakan alat transportasi kapal yang yang masih sangat sederhana. Hingga saat inipun, kemampuan daya jelajah kapal laut masih terbilang sangat terbatas, hanya bisa dioperasikan di laut.

Sesuai perkembangan teknologi dari masa kemasa terus meningkat, dimana telah tercipta alat transportasi khususnya kapal laut yang mempunyai kemampuan dan kegunaan ganda. Salah satunya teknologi dunia perkapalan laut yang dihadirkan, kapal laut bernama “Hovercraft”.

Hovercraft, merupakan kendaraan yang diciptakan untuk medan perairan yang bersifat ampibi. Artinya, jenis kendaraan permukaan yang dapat meluncur di atas permukaan air dan darat. Hal ini dapat dilakukan, karena alat transportasi ini merupakan hasil persilangan antara teknologi pesawat dan teknologi kapal. Melihat keunggulan yang dimiliki Hovercraft tersebut, maka penggunaan Hovercraft di Indonesia sebagai Negara kepulauan, rasanya amat menarik untuk terus dikaji. Hal ini disebabkan, Hovercraft telah memulai tradisi transportasi baru dengan kadar efesiensi yang cukup tinggi. Salah satu keunggulan yang dimiliki Hovercraft, tidak memerlukan dermaga atau struktur bangunan pelabuhan konvesional.

Selain itu, Havercraft juga merupakan alternatif pilihan terhadap alat transportasi yang paling cocok digunakan di Indonesia, karena dapat digunakan dibrbagai medan perairan, seperti, di rawa, sungai, laut. danau dan dapat digunakan di daratan. Kelebihan dari Havercraft lainnya, bersifat amphibi yang dapat didaratkan di pasir pada pesisir pantai, sehigga tidak memerlukan dermaga khusus atau pelabuhan khusus.

Perkembangan demi perkembangan, sebenarnya Hovercraft bukanlah merupakan teknologi yang baru. Sebenarnya kendaraan ini telah diketemukan pada pertengahan abad ke – 19, namun pada saat itu struktur body Hovercraft masih terbilang sederhana. Kemudian pada pertengahan tahun 1950 an, Christopher Cockerell, seorang penemu dari Inggris, berhasil mengembangkan bentuk dasar Hovercraft menjadi lebih baru, modern, dan efesien. Keberhasilan Chritopher inilah yang menjadi acuan para pabrik pabrik produsen Hovercraft sampai saat ini.

Kini, Hovercraft telah digunakan untuk berbagai kepentingan seperti, untuk kepentingan militer, kepentingan Search and Rescue (SAR) atau penyelamat, dan untuk kepentingan Komersiil.

Pada kepentingan militer, Hovercraft telah digunakan dalam berbagai operasi militer sebagai kapal pendarat pasukan maupun tank dari laut atau dari danau ke daratan. Kalau kita melihat, tidak ada kendaraan permukaan lain yang dapat melakukan pendaratan pada pantai berlumpur. Terlebig dengan ground pressure yang rendah, kendaraan ini dapat berjalan dengan aman melintasi pantai yang telah ditanami ranjau tanpa mengaktifkan ranjau tersebut. Selain itu, dapat melakukan pendaratan sejauh mungkin masuk ke dratan pada daerah yang datar seperti padang pasir atau padang rumput. Sejarah membuktikan, pendaratan tank dan pasukan pernah dibuktikan pada saat perang teluk di Kuwait menggunakan kendaraan Hovecraft dan pendaratannya dilakukan pada pantai yang beranjau serta masuk ke daratan hingga sepuluh Mil. Milihat keunikan dari kendaraan tersebut, sangat dimungkinkan dapat digunakan sebagai kapal penyapu ranjau.

Sementara dengan kelebihannya kendaraan yang multi guna tersebut, Hovercraft juga sangat efektif digunakan sebagai kendaraan SAR. Sebagai contoh, di Negara kincir angin, Belanda kendaraan ini telah digunakan sebagai sarana SAR untuk daerah banjir, guna perbaikan tanggul yang jebol dilanda banjir. Di Indonesiapun kendaraan ini juga pernah diterjunkan pada saat terjadi bencana Tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu dan membuktikan sangat membantu untuk menerobos daerah-daerah yang tak terjangkau kendaraan biasa. Selain itu, di Negara Bangladesh dan Somalia juga menggunakan Hovercraft sebagai SAR untuk mengangkut pengungsian dan suplai bahan makanan serta obat – obatan (rstm113).

SEKILAS PERJALANAN KOPASSUS

Komando Pasukan Khusus (Kopassus), cikal bakal dari Resimen Para Komando Angkatan Darat atau yang lebih dikenal dengan RPKAD. Sesuai dengan perkembangan, nama RPKAD selalu mengikuti situasi yang ada, dan kini RPKAD menjelma nama Kopassus TNI AD. Pasukan ini dilatih secara khusus dan untuk sasaran sasaran khusus pula. Berbagai teknik operasi khusus, sabotase, dan pendaratan lewat udara dan air. Didirikan pada tanggal 16 April 1952, Kopassus dirombak dan dikecilkan jumlahnya di tahun 1985, dan pada tahun 1992 kekuatan Kopassus hanya berjumlah 2.500 orang. Mereka, yang dapat dengan mudah dikenali karena baret merahnya, dibagi dalam dua grup operasi dan satu grup pelatihan.

Pada tahun-tahun akhir di dasawarsa 1990 Kopassus kembali menambah jumlah anggotanya menjadi 6.000 orang. Dengan bermarkas besar di Cijantung, Jakarta Timur, Kopassus berkembang menjadi lima grup, dimana Group 3 secara khusus menangani operasi intelijen.

Sekitar tahun 2001, Kopassus merampingkan organisasinya menjadi 5.000 personel dengan pembagian sebagai berikut:
Group 1 Para Komando (Taktakan, Serang, Banten) - 3 batalyon
Group 2 Para Komando (Kandang Menjangan, Kartasura, Solo) - 3 batalyon
Group 3 Sandi Yudha / Intelijen (Cijantung, Jakarta)
(1) Batalyon Parako (terpisah) (Semplak, Bogor)
(1) Detasemen Markas Komando (Cijantung, Jakarta)
(1) Sat - 81 Penanggulangan Teroror (Gultor) di Cijantung, Jakarta)
Pusat Pendidikan Pasukan Khusus / Pusdikpassus (Batujajar, Bandung)

Kopassus adalah kekuatan elite yang selalu mengutamakan jumlahnya yang sedikit dan kemampuannya untuk melakukan penyerangan secara cepat dan daya dadak yang tinggi. Mereka telah terjun di berbagai operasi militer di wilayah Indonesia yang keamanannya sedang tidak terjamin. Unit Kopassus dalam operasi penanggulanagan terror pernah terlibat dalam operasi pembebasan sandera dalam pesawat Garuda Airline Woyla pada tahun 1981 dan operasi pembebasan sandera Mapenduma, Papua. Beberapa anggota Kopassus juga telah mendaki puncak Gunung Everest di tahun 1997 (rstm113) .

PUSPEN TNI BERI TANGGAPAN BERITA BOHONG ALLAN NAIRN

(ST, Jakarta 30/3) Setelah adanya issu yang memojokkan TNI khususnya Kopassus TNI AD, Kepala Pusat Penerangan TNI, Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen, S.IP segera memberikan suatu tanggapan.

Dalam tanggapanya, Sagom mengatakan, Allan Nairn, seorang wartawan asal Amerika Serikat kembali membuat ulah. Melalui blognya tertanggal 21 Maret 2010 merilis cerita bohong. Dikatakan bahwa saat Pemilu 2009, beberapa aktivis partai lokal di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menjadi korban pembunuhan yang dilakukan prajurit Kopassus TNI AD atas perintah petinggi dari Jakarta.

Menurut dia, Cerita Allan Nairn didasarkan pada pernyataan sejumlah pihak yang dia katakan sebagai pihak yang terlibat dalam pembunuhan. Satu kesimpulan yang seharusnya tidak layak ditebar wartawan senior sekelas Allan Nairn. Karena sangat tidak mungkin seseorang yang dikatakan terlibat dalam pembunuhan, mengakui perbuatannya kepada siapapun. Kecuali yang bersangkutan memang ingin mendekam dan hidup dalam penjara.

Bahwa Allan Nairn melakukan kebohongan publik dengan mengatakan Kopassus TNI AD melakukan pembunuhan di Provinsi NAD tahun 2009 dapat dibantah dengan hanya dua fakta yang tidak terbantahkan.

Pertama, bahwa sesuai dengan salah satu butir kesepakatan dalam MoU Helsinki, pasukan non organik TNI harus segera ditarik dari Provinsi NAD. Penarikan pasukan non organik dilaksanakan akhir tahun 2005 dan sejak tahun 2006 hingga sekarang tidak ada lagi pasukan non organik (termasuk Kopassus TNI AD) yang bertugas di Provinsi NAD.

Adapun yang Kedua, bahwa selama penyelenggaraan Pemilu tahun 2009, institusi TNI tidak pernah menerima laporan dari Polri atau Pengawas Pemilu yang menyatakan adanya prajurit Kopassus TNI AD yang melakukan pembunuhan terhadap rakyat sipil atau aktivis partai lokal di Provinsi NAD.

Dengan kedua bukti ini, jelas bahwa tudingan Allan Nairn terhadap Kopassus TNI AD salah alamat. Dan bidikan Allan Nairn terhadap Kopassus TNI AD ini mengundang pertanyaan : ”Ada maksud dan niat apa dibalik tuduhan dan kebohongan tersebut?”

Namun institusi TNI tidak perlu menduga-duga terlalu jauh, sebab sedikit banyak telah mengenal sepak terjang Allan Nairn sejak tahun 1980-an. Yang penting, seluruh komponen bangsa Indonesia harus waspada terhadap isu-isu picisan yang dilontarkan pihak-pihak tertentu yang bertujuan menghancurkan pilar-pilar keutuhan, bahkan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia, demikian ungkap Sagom Tamboen (rstm 113).

Senin, 29 Maret 2010

TNI SIAP LAKUKAN LATIHAN BERSAMA DI MALAYSIA


(ST, Jakarta, 29/3). Setelah menempuh perjalanan laut selama empat hari dengan mengangkut 452 prajurit TNI yang terdiri dari Detasemen-81 Gultor Kopasus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Denbravo TNI AU serta pasukan pendukung, KRI Surabaya 591 melakukan lego jangkar di Pelabuhan Tanjung Beruas Malaysia, Minggu sore (28/03).

Latihan bersama antara TNI – ATM yang akan dilaksanakan dengan sandi Latihan Gabungan Bersama Malaysia – Indonesia Darat Samudera Angkasa (Latgabma Malindo Darsasa) 7 AB/2010.

Adapun materi latihan yang akan dilaksanakan, melakukan operasi secara bersama dalam rangka penanggulangan serangan Terorisme dan dampak dari bencana bagi kemanusiaan yang kemungkinan terjadi di wilayah kedua negara.

Menurut Perwira Penerangan latihan, Letda Sus. Santoso saat dihubungi Strategi Militer di Mnalaysia dirinya mengatakan, latihan ini dilaksanakan berdasarkan hasil keputusan sidang High Level Committe (HLC) ke-3 pada tanggal 10 Mei 2007 di Jakarta tentang persetujuan Direktif Malindo Latgabma Darsasa-7AB/2010.

Selanjutnya dirinya mengungkapkan, latihan gabungan bersama antara ATM dan TNI pada tahun ini bertujuan untuk melatih Combine Joint Task Forces – Counter Terorism (CJTF-CT) yang dibentuk dalam rangka meningkatkan kerjasama, saling pengertian dan profesionalisme diantara pasukan kedua ATM dan TNI beserta komponen lainnya.

Latihan Gabungan Bersama Malaysia-Indonesia rencananya akan dibuka secara langsung oleh Panglima ATM Jenderal Tan Sri Dato Sri Azizan Arifin bersama dengan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso pada tanggal 2 April 2010 mendatang di Malaysia.
Adapun menurut rencana, latihan ini akan digelar di tempat-tempat strategis yang berada di Malaysia seperti Everly Resort Hotel, Selat Malaka dan Bandara Batu Berendam (rstm.113).

KONTINGEN GARUDA XXIII-D/UNIFIL TUTUP KURSUS KOMPUTER


(SM, Jakarta , 31/3) Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL dalam program kerja CIMIC (Civil Military Cooperation), terwujud dalam bentuk kerjasama dengan pihak sipil terkait yang berada di wilayah Lebanon Selatan, salah satunya dengan Khiam Rehabilitation Center (sebuah badan kemanusiaan yang bergerak dalam bidang sosial untuk membantu memulihkan psikologis korban perang tahun 2006 di perbatasan Israel-Lebanon)।

Perwujudan kerjasama kedua pihak tersebut, dituangkan dalam bentuk program pengajaran kursus komputer bagi ibu-ibu Lebanon yang telah berlangsung sejak tanggal 20 Februari 2010, dengan ruang lingkup pengajaran meliputi software Microsoft Office (Word, Excel dan Powerpoint) dan melibatkan tenaga pengajar staf CIMIC Indobatt yang mendapatkan asistensi dari para Interpreter Bahasa Lebanon .


Setelah berlangsung selama hampir satu bulan, maka kegiatan kursus komputer tersebut ditutup oleh Komandan Indobatt Letkol Inf Andi Perdana Kahar pada hari Selasa 30 Maret 2010 dan bertempat di gedung serbaguna Khiam Rehabilitation Center (KRC) serta dihadiri oleh perwira staf Indobatt, perwira staf CIMIC Sektor Timur UNIFIL, Mochtar Bani Hayyan, pimpinan KRC dan peserta kursus komputer.

Acara penutupan yang berlangsung secara khidmat tersebut diawali dengan kegiatan ujian akhir bagi seluruh peserta kursus yang berlangsung selama hampir satu jam. Dalam ujiannya, setiap peserta kursus dituntut untuk menjawab persoalan praktek dengan menggunakan laptop yang telah disediakan bagi masing-masing individu.

Dengan demikian, setiap peserta ujian tidak dapat bekerja sama dalam menyelesaikan persoalan yang telah diberikan kepada mereka. Di akhir ujian, setiap peserta diwajibkan untuk menyimpan hasil pekerjaannya di sebuah flashdisk yang telah diberikan oleh Indobatt kepada setiap individu secara gratis.

Usai melaksanakan ujian, seluruh peserta kursus yang mayoritas ibu-ibu ini selanjutnya mengikuti acara penutupan.

Dansatgas Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL, Letkol Inf Andi Perdana Kahar Saat dihubungi via Phone, mengatakan, “kursus komputer sebagai wujud kerjasama Indobatt yang mewakili UNIFIL dengan Khiam Rehabilitation Center merupakan sebuah kegiatan kemanusiaan dan bertujuan membantu masyarakat Lebanon khususnya para ibu-ibu rumah tangga dan terlehbihnya untuk mengenal komputer serta teknologi।

Di penghujung acara, Komandan Indobatt dengan didampingi pimpinan KRC dan perwira staf CIMIC Sektor Timur berkenan menyerahkan ijasah hasil kursus komputer kepada para peserta kursus yang telah berhasil menyelesaikan seluruh materi pengajaran dengan lancar (rstm 113).
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Facebook